IDUL FITRI SEBAGAI “BOOSTER” KEBHINEKAAN INDONESIA
Oleh:
PUJIONO, S.Si,MM
(Kepala Sekolah SD Muh PK Banyudono Kabupaten Boyolali)
السّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
آلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ ̨ آلحَمْدُ لِلّهِ الّذِى جَعَلَ عَلَيْنَا الإسْلاَمَ دِيْنًا, وَجَعَلَ شَهَادَةً عَهِيْداً, وَالصّلَاةَ للدِيْنِ عِمَادًا, وَالزّكَاةَ زَكِيًّا, وَالصَّوْمَ جَنَاحًا, وَيَوْمَ الْفِطْرِ عِيْدًا, اَشْهَدُ اَنْ لَا إلَهَ إِلّا اللهُ جَعَلَهُ لَنَا تَوْحِيْدًا, وَاَشْهَدً أنَّ نَبِيِّنَا وَ
سَيِّدَنَا مًحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَفِيْعًاوَمُتْبَعًا. اَلّلٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا الْكَرِيْمِ وَعَلَى اَلِهِ وَاْصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. أيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ مِنْ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمْ اللهُ, اُوْصِيْنِى وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَ اللهِ, إِتَّقُوْا اللهَ فِى أيِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ. فَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ قَدْ قَالَ كَمَا فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ, وَهُوَ اَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ, أَعُوذُ بِا للهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الْرَجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْم֨نِ الرَّحِيْمِ. يَاؐأَيُّهَا الَذِيْنَ اࣤمَنُوْا إصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا وَاتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. (الْأيَةْ) صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ. اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحِانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا
لاَ إلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ, لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ, مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ, وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ, وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ, لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
Jamaah shalat Idul fitri yang di rahmati Allah SWT,
Seiiring dengan gema takbir berkumandang pertanda hari kemenangan telah datang, maka Syukur alhamdzulillah hari ini kia ucapkan kehadhirat Allah SWT, karena umat Islam bisa merayakan Idul fitri dalam keadaan sehat wal’afiat tanpa kurang suatu apapun.
Jamaah shalat Idul fitri yang di rahmati Allah SWT,
Yang kedua marilah selalu kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan terus dalam hati kumandangkan takbir, tahmid dan tasbih supaya kita tergolong orang-orang yang selalalu ingat Allah dengan dzikron katsiraan dzikir sebanyak banyaknya.
Jamaah shalat Idul fitri yang di rahmati Allah SWT,
Perkenankan saya menyampaikan khutbah dengan tema “Idul Fitri Sebagai “ Booster “Kebhinekaan Indonesia. Sebuah tema sekaligus harapan bagi kita semua akan terciptanya sebuah kondisi bangsa yang aman, damai, dan jauh dari masalah-masalah yang pertikaian dan perselisihan umat.
Jamaah shalat Idul fitri yang di rahmati Allah SWT,
Kalau kita mau jujur bangsa kita memang sedang sakit, Setiap hari kita dengar berita di TV, koran maupun radio berbagai tindak kejahatan, yang saat ini viral hilangnya minyak goreng di pasaran, ketidaksuliaan yang melibatkan tokoh negeri ini. video porno yang melibatkan artis ternama, sampai kasus pembunuhan berantai hampir tak pernah sepi di negeri ini. Di lain Sisi umat Islam di negeri ini terasa kurang solid karena dilanda “perselisihan paham”disebabkan antara lain tidak ada kesatuan antara kelompok-kelompok sosial keberagamaan. Satu sama lain saling mengolok dengan dalih radikal, Klain paling “Nyunah”, stemple teroris pada kelompok tertentu, cap ahli bid’ah, wahabi, salafi, kadrun, cebong dan kampret sampai merasa diri dan kelompoknya paling benar, sementara yang lain mengambil sikap penjilat dan mengambil untung duniawi dengan menafsirkan agama secara liberal untuk kepentinganya. Sehinga umat terlihat terkoyak dan bercerai-berai. Umat saling mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, kemudian tak sedikit yang saling dengki (Hasadun), dan akhirnya saling berhadap hadapan ( Baghadu). Dan hal ini apabila dibiarkan berlarut – larut tanpa ada sebuah pencerahan tentunya akan mengancam kedaualatan dan ketahanan bangsa.
Jamaah Shalat Idul fitri yang di rahmati Allah SWT!
Kita hendaknya belajar dari sejarah , bagaimana para pendiri bangsa ini mendirikan negara atas dasar kebhineka tunggal ikaan. Sebagaimana Amanah QS : Hujurat Ayat 13 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Bangsa Ini adalah bangsa yang majemuk, sebagaimana persis ayat 13 dalam surat Hujurat diatas. Kemajemukan ini akan menjadi kekuatan dan berkah bila kita mampu bersatu. Namun akan menjadi musibah perpecahan jika tak mampu merawat kebhinekaan ini. Utamanya para fiqur pemimpin bangsa ini hendaknya bisa menjadi sosok perekat bangsa. Meneladani para pendiri negeri, Jangan malah menjadi provokator dan pemecah belah umat karena kepentingan pribadi. Provokasi dan adu domba dari pihak yang menginginkan kekacauan di Indonesia perlu terus diwaspadai. Umat Islam pun hendaknya menyadari dan segera kembali kepada fitrahnya, yaitu bersatu QS :Ali Imran: 103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya “ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Dan Al-Quran Al-Hujurat: Ayat : 10
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Atinya “ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Jamaah Shalat Idul fitri yang di rahmati Allah SWT,
Perbedaan adalah sunatullah yang tidak bisa di ubah, maka kedewasaan, kearifan dan kebijaksanaan dalam mensikapinya perlu di tanamkan terus didada umat Islam utamanya para pemimpin pemimpin negeri ini. Nabi Muhammad SAW bersabda : Ikhtilaafu ‘ala ummatii rahmatun” yang artinya “ (Perbedaan antar umatku adalah rahmah). Dan kita yakin semua ini sudah tahu dan mendengar, namun masih sebatas mendengar belum banyak di lakukan. Sangat di sayangkan!
Jamaah Shalat Idul fitri yang di rahmati Allah Swt!
Ukhuwah Islamiyah sangat dibutuhkan dan menjadi modal utama di negara yang majemuk seperti negara kita. Supaya umat Islam tidak di pandang sebelah mata dan di cabik-cabik “cukong-Cukong politik” saat pesta demokrasi. Ukhuwah yang benar-benar lahir batin kita lakukan dan kita kembangakan menjadi uhuwah wathaniyah maupun ukhuwah insaniyah dalam kehidupan berbangsa, bernegara sebagaimana Nabi Muhamad SAW contohkan saat membangun peradaban kota Madinah. “Islam sebagai rahmatal Lil ‘alamiin.
Jamaah Shalat Idul fitri yang di rahmati Allah Swt!
Momentun Idul fithri di hari ini mari kita jadikan tonggak akan bersatunya umat umat. Idul Fithri Kita Jadikan “Vaksin booster” bagi kebhinekaan Indonesia, yang sedikit terkoyak oleh egoisme dan fanatisme ashabiyah. Sehingga terwujudnya persaudaraan, persatuan yang kokoh dalam berbangsa dan bernegara untuk kemaslahatan bersama. Kita mulai lembaran baru di hari yang fithri dengan semangat ukhuwah belajr dari ambil hikmah Qur’an Surat Ali Imron 133-135 :
,
۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Artinya “ Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga “ (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, “ dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. (Ali Imron 133-135)
Booster Kebhinekaan Indonesia in ikan ampuh bila idul fitri ini kita laknakan dengan :
Pertama, Bersegera memohon ampunan Allah untuk menuju ridhonya, tanpa membuka lagi luka lama khilafiyah, fanatisme jamaah, atau ashabiyah dan berprinsip saling menghargai dan menghormati perbedaan yang sifatnya Furu’iyah dan tidak saling menyalahkan
Kedua, Mulai dan harus bisa menahan nafsu amarahnya, sehingga tidak akan lagi dijumpai pertikaian dan perdebatan fisik maupun argumentative yang over dosis ( pengin menang sendiri).
Ketiga, Saling Memaafkan satu sama lain. Yang besar melindungi yang kecil, yang kecil menghormati yang besar. Rasa saling memaafkan akan menjadi rasa kasih sayang yang akan menjadi kekuatan umat.
Keempat, Selalu berbuat kebaikan dengan sesama tanpa memandang Suku, Ras, Paham dan Pilihan Politik karena memang kita adalah umat Islam yang satu meski harus beda pilihan politik atau paham.
Dengan begitu insya Allah kita akan mudah menjadi sosok pribadi yang baik seperti nabi kita Muhammad saw, pribadi yang baik mudah menerima maaf, menahan nafshu dan selalu beramal kebaikan. kita mulai dari diri kita, keluarga kita dan akhirnya akan merembet ke semua lapisan masyarakat, Sehingga terciptalah suatu negara yang Baldatun thoyibatun warobun ghoffur. Bangsa yang aman, damai, tentram dan sejahra, karena penduduknya yang beriman dan bertaqwa.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
Khutbah Kedua dan doa
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمْ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ:
إِنَّ اللهَ وَمَلآَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُواْ صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ